"Iron Man 3". Ya..ini adalah salah satu film yang paliiiing saya dan Dodo tunggu-tunggu taun ini. Since suguhan aksi dan sisi kesuperheroan seorang Tony Stark (Robert Downey Jr) di dua sekual "Iron Man" plus "The Avengers" ini memang lain dari sosok di balik pahlawan super kebanyakan, saya dan Dodo pun akhirnya masukkin film "Iron Man 3" ini ke salah satu must seen movie in theatre
Setelah tau bahwa film ini bakal dirilis Kamis, 25 April 2013 di Indonesia (seminggu lebih awal dari premierenya di AS), Dodo yang kali ini dapet extra off di hari Jumat, semanget banget ngagendain untuk nonton film satu ini setelah jemput saya pulang kantor kemarin (26/4). Nah, kalo biasanya untuk ajang nonton film-film box office begini XXI Ciwalk atau Blitzmegaplex PVJ selalu jadi pilihan, kali ini pilihan dialihkan ke XXI Festival Citylink (Felink) yang secara jarak tempuh lebih deket dari kantor saya dan rumah, tempat yang ga kalah nyaman, plus ukuran layar yang gak kalah gede sama dua bioskop yang saya sebut sebelumnya. Selaen itu, di Felink ini juga killing timenya tetep asoooooy..bisa makan di foodcourt nyaman dengan banyak gerai pilihan, toaster hunting ke Lotte Mart, dan window shopping peralatan bayi yang mungkin baru bisa direalisasiin untuk bela beli sekitar satu ato dua bulan lagi..(can't waiiiittt..hihihi...) :D
Sebelum nonton filmnya sendiri, saya sengaja ga baca banyak review tentang "Iron Man 3" dari timeline temen-temen yang udah nonton duluan. Ekspektasi saya dan Dodo udah bener-bener gede, sampe-sampe ngehindarin review yang berbau kekecewaan penonton terhadap film satu ini karena takut mood nonton kami malah turun. Trik ini cukup berhasil mertahanin antusiasme saya & Dodo untuk ngejar film ini kemarin. Saking ngebetnya, kami pun tetep nekat nonton biarpun dapet deretan kursi di row H, which is empat baris dari layar dan kebilang bikin pegel leher nontonnya..hahaha.. :D
Oke..back to the movie.. :)
Film dimulai dengan adegan flash back ke tahun 1999 di Swiss, ketika Tony Stark terlibat suatu pertemuan dengan seorang ilmuwan bernama Aldrich Killian (Guy Pearce) yang gak disangka-sangka bakal mengakibatkan rasa sakit hati pada Aldrich dan keinginannya untuk membalas dendam kepada Tony di kemudian hari. Setelah belasan tahun berlalu, barulah terjadi aksi-aksi teror yang mengancam Amerika Serikat yang akhirnya melibatkan Tony secara personal. Siaran-siaran televisi dibajak oleh seseorang yang menamakan dirinya The Mandarin (Ben Kingsley) untuk menebar teror. Kediaman mewah Tony dan Pepper (Gwyneth Paltrow) di Malibu pun diserang oleh sekelompok teroris yang dipimpin oleh The Mandarin. Berbagai aksi penyerangan berbau "bom bunuh diri" pun banyak terjadi, dan itu menjadi suatu teka-teki yang harus dipecahkan Tony selain menguak siapa The Mandarin sebenarnya dan siapa sosok yang berada di baliknya.
Dalam hal karakter, di "Iron Man 3" ini Tony banyak menunjukkan sisi sweetnya kepada Pepper. Bumbu-bumbu percintaannya di sini sedikit lebih banyak dibanding di dua sekuel Iron Man sepenuhnya. Saya jelas suka..secara drama queen begini yaa..hihihi.. :P Dalam hal aksi, di "Iron Man 3" ini, Tony pun memamerkan beragam iron suit ciptaannya. Dengan iron suit bermacam-macam warna dan bermacam-macam pula "kesaktiannya", tentu banyak terobosan aksi-aksi baru yang disuguhkan. Tapi jangan salah, ada beberapa adegan yang memaksa Tony untuk beraksi dengan senjata seadanya tanpa iron suitnya. Ini yang bikin aksinya jadi lebih menegangkan. Di sekuel ini pula, Pepper berkesempatan mencicipi menjadi seorang Iron (wo)Man, dengan mengenakan iron suit Tony dan beraksi di baliknya. Selain itu, di pengujung film Anda pun akan disuguhi banyak kejutan. Seperti apa kejutannya, mending nanti diliat sendiri deh. Yang pasti, saya sampe berujar "kereeeeennnnn!!!" waktu ngeliat aksi ini.
Oya, jangan lupain sosok James Rhodes (Don Cheadle), pasukan seorang anggota US Air Force dengan iron suitnya yang sudah diperbarui dan berganti nama menjadi Iron Patriot, yang bahu-membahu bersama Tony untuk memberantas sang teroris. Seperti di dua sekuel sebelumnya, ada saja adegan ataupun dialog di antara keduanya yang mengundang tawa. Selain itu, favorit saya jelas sosok Happy Hogan (Jon Favreau, pemeran sekaligus sutradara dua sekuel Iron Man sebelumnya) yang hanya tampil dalam sedikit scene tapi tetap membawa kesan tersendiri di "Iron Man 3" ini. Dan, last but not least, adalah sosok bocah kecil Harley (Ty Simpkins) yang bermain sangat cemerlang. He's soooo cute and funny to play a role as Tony's sidekick.. :D Sampe kami pulang pun, saya masih cekikikan kalo inget lucunya salah satu adegan si Harley ini. Ngeliat mukanya yang familiar, belakangan kami juga baru inget kalo Ty Simpkins ini jugalah yang main di film "Insidious" dan "Arcadia". Kalo di "Insidious" saya dibikin ngeri sama aktingnya sebagai bocah yang kerasukan roh jahat, di "Iron Man 3" ini saya malah dibikin jatuh cinta sama aktingnya yang nggemesin. See how talented this kid is.. :)
Selain sederet nama itu, aksi para tokoh antagonisnya pun gak kalah kerennya menurut saya. Selain Aldrich Killian (Guy Pearce) yang akan memberi sedikit kejutan dengan aktingnya, sosok The Mandarin (Ben Kingsley) juga akan mengejutkan Anda di akhir film. Ditambah lagi dengan kesadisan aksi Eric Savin (James Badge Dale) dan Ellen Brandt (Stephanie Szostak) yang merupakan "manusia baru" ciptaan Aldrich dalam menebar teror, bahkan dalam berhadapan langsung dengan Tony di pertengahan hingga akhir film.
Jika memang ini bakal bener-bener jadi sekuel terakhir untuk "Iron Man", sebagai penikmat filmnya saya harus mengaku sangat puas. Mungkin akan lain halnya dengan para pembaca setia komik Marvel dan pengagum sederet superhero di dalamnya ya. Ekspektasi mereka tentu akan teramat sangat tinggi dibanding saya.. :) Tapi bagi saya yang hanya mengikuti filmnya, ending "Iron Man 3" yang enggak maksa, bikin saya "mengerti" kalopun film sekuel superhero ini harus berakhir di film ke-3. Even hero has a right to retire laaaah istilahnya maaah. Biarkan Tony hidup seperti halnya manusia biasa dan live hapy ever after bersama Pepper.. *caelaaah* :D For me, ini bener-bener jadi momen yang pas buat menyudahi sekuelnya, daripada film ini terus-menerus membuat sekuel, tapi lama-kelamaan malah menyuguhkan alur cerita yang cenderung maksa dan mengada-ada, hingga akhirnya mematikan "roh" superhero itu sendiri.. (and it happens to some sequels movie actually).
Untuk mengobati rindu pada Tony Stark sebagai Iron Man, ada satu lagi film yang layak ditunggu. "The Avengers 2" yang akan tayang awal 2014 pun kembali masuk ke must seen movie in theatre kami. Semoga masih ada umur..semoga filmnya pun sesuai dengan ekspektasi para penonton yang menanti-nanti yaaa... :)
Afterall..one shocking question dari Dodo pun terlontar ketika kami keluar dari teater 3 XXI Festival Citylink jam 20.30 malem itu. "Can I name our daughter Pepper, honey?" katanya. "I'd love to. But here, even with that pretty name, people will still think of 'merica', sayang," jawab saya.. :D
peace & love
@cy
Komentar