Bidan atau Dokter Kandungan? Normal atau Caesar?

Me and my 21 weeks belly.. :)

Wooaah..makin maju perut pantat mundur aja yaaa ni ibu-ibu satu..hihihi.. :D Ya, Selain badan saya yang kini makin "berkembang", kondisi janin juga tentunya demikian. Karena udah masuk trimester kedua, terakhir kontrol Minggu (6/4) lalu (usia kandungan 22w1d), udah bukan panjang bayi lagi yang jadi ukuran, tapi udah mulai menghitung bobot bayi yang sekarang udah nyampe 503 gram lebih, dan terbilang bagus menurut dokter. Alhamdulillaaah. Tapiiii..yang harus diwaspadai niih..*eheeemm* justru adalah kenaikan bobot tubuh saya yang berlebih dalam satu bulan terakhir. Bayangin, 4 kilo "berhasil" saya naikkan dalam kurun waktu sebulan, akibat dari meningkatnya selera makan selepas masa-masa emesis di trimester pertama lalu. Beneran deh..luarrrr biasa banget gragasnya sekarang..hahaha.. :D
Semakin deket ke bulan kelahiran si calon baby, tentunya pertimbangan tentang persalinan juga sudah jadi ancang-ancang saya dan Dodo ya. Selain kualitas, akses, dan jarak tempat persalinan dengan rumah kami, serta biaya yang harus kami keluarkan, tenaga ahli yang menangani proses persalinan dan metode yang digunakan pun menjadi pertimbangan kami dalam hal ini.
Kalo ditanya..dalam hal penanganan persalinan, semua ibu dan calon ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk dirinya dan sang buah hati ya. Tentunya, definisi terbaik ini juga akan berbeda-beda pada setiap individunya. Mungkin ada yang merasa ditangani seorang bidan dalam melahirkan akan lebih baik baginya. Ada pula yang memilih dokter kandungan sebagai tenaga ahli yang ia percaya untuk membantu proses persalinannya. Namun di luar semua itu, tentunya yang terpenting adalah ibu melahirkan dengan aman, nyaman, dan selamat, dan sang buah hati terlahir sehat, sempurna, dan selamat tanpa kekurangan suatu apa pun. Bukan begitu?
Lalu gimana dengan keinginan saya sendiri? Pilih melahirkan dengan bidan atau dokter kandungan? Well..terus terang, untuk hal ini saya masih menimbang-nimbang. Sebelum hamil dulu saya memang saklek, kalo suatu saat melahirkan inginnya ya ditangani dokter kandungan yang saya percaya dan saya rasa nyaman untuk berkonsultasi. Tapi setelah membaca beberapa sumber, mendengar beberapa pengalaman teman, ditambah jarak tempuh tempat tinggal saya dan waktu lahiran yang tidak dapat diprediksi, penanganan bidan pun akhirnya ikut menjadi pertimbangan saya dan Dodo. Ya, dari semua masukan dan pemikiran itu, baik dokter kandungan maupun bidan, masing-masing ternyata memiliki keunggulan sendiri-sendiri dalam hal penanganan persalinan. Maka..berbingung-bingunglah kami sekarang... :D
Selain bercita-cita memberikan ASI eksklusif kepada buah hati saya nanti (bismillah..semoga terwujud yah..), saya pun sangat ingin melahirkan secara normal. Kenapa? Selain karena itu adalah proses paling alami dalam melahirkan buah hati, saya pun cukup ngeri membayangkan kata "operasi". Well..selama ini saya memang mendengar banyak iming-iming tentang persalinan dengan operasi caesar. Dengan operasi kita tidak akan merasakan sakit lah, bisa memilih tanggal lah, prosesnya bisa berlangsung lebih cepat lah, ditambah menjaga "area privat wanita" karena proses kelahiran bayi yang dilakukan melalui "jalan lain" (you know what i mean.. :P). Tapi toh, iming-iming itu enggak bikin saya memilih caesar untuk melahirkan nanti. Apalagi proses kelahiran melalui operasi pun (seharusnya) tidak bisa dilakukan sembarangan, dalam arti, hanya dapat dilakukan pada kondisi pada ibu hamil tertentu saja (mengalami kasus yang menyulitkan untuk persalinan normal misalnya).
Sekarang kayaknya soal operasi caesar ini juga udah salah kaprah ya. Caesar yang harusnya dilakukan untuk kasus-kasus tertentu aja, belakangan akhirnya malah kayak dipukul rata, dilakukan pada para calon ibu yang sebetulnya secara kondisi sangat memungkinkan untuk melahirkan normal. Akhirnya ini jadi suatu hal yang lumrah di tengah kita. Alhasil, tindakan ini juga bukan melulu atas inisiatif dokter ataupun rumah sakit yang 'nakal', tapi kadang malah calon ibunya sendiri yang meminta persalinan caesar karena terbujuk dengan "iming-iming" yang saya sebutin di atas tadi. Cerita beberapa temen tentang adanya dokter-dokter kandungan yang "aji mumpung" alias maen caesar untuk kasus-kasus persalinan yang sebenernya masih memungkinkan dilakukan normal, juga lumayan bikin saya senewen nyari-nyari dokter kandungan yang pro kelahiran normal, pro ASI, dan pro IMD (inisiasi menyusui dini). Padahal di beberapa negara, termasuk di Jepang yang jadi tempat tinggal salah seorang teman saya yang sekarang berkeluarga dan menetap di sana, proses kelahiran secara caesar tidak direkomendasikan, kecuali apabila calon ibu mengalami kondisi/komplikasi tertentu yang benar-benar tidak memungkinkan mereka untuk melahirkan secara normal.
Karena bukan merupakan proses persalinan yang alami, operasi caesar juga tentu memiliki efek samping jangka panjang bagi sang ibu. Boldsky pun melansir beberapa efek samping dari operasi caesar tersebut, di antaranya bekas luka yang sulit hilang, masa penyembuhan luka yang lebih lama (bisa memakan waktu lebih dari tiga bulan), dan berkurangnya peluang untuk melahirkan secara normal pada persalinan berikutnya. Beberapa hal tersebut mungkin bisa menjadi pertimbangan bagi para calon ibu dalam memilih metode persalinan. Jika memang tidak ada kasus atau komplikasi berarti selama kehamilan, alangkah baiknya calon ibu memilih metode melahirkan secara normal, dengan memilih dokter kandungan yang pro kelahiran normal atau bidan yang Anda percaya.
Dalam hal penanganan, baik bidan maupun dokter kandungan sebetulnya sama-sama bisa membantu proses persalinan. Keduanya pun merupakan tenaga profesional yang bisa mengurus kebutuhan kita sebagai calon ibu sebelum, selama, dan setelah proses melahirkan. Namun, tentunya ada hal-hal yang membedakan. Apa sajakah?

Perbedaan bidan dan dokter kandungan:

  • Bidan cenderung memiliki pandangan holistik, yakni memandang persalinan sebagai suatu proses alamiah yang terjadi pada ibu hamil. Sementara dokter kandungan cenderung memiliki pandangan perspektif medis, yakni memandang persalinan sebagai suatu peristiwa yang berisiko.
  • Bidan menghabiskan lebih banyak waktu bersama calon ibu dalam menjalani proses persalinan, bahkan tak sedikit yang bersedia melakukan kunjungan prenatal. Sementara dokter kandungan cenderung hanya akan mendampingi calon ibu saat tahap akhir proses persalinan atau saat pembukaan telah lengkap.
  • Bidan akan secara maksimal mengupayakan persalinan normal, terkecuali dalam prosesnya ditemukan komplikasi atau kasus-kasus yang benar-benar tidak bisa dia tangani. Jika ini terjadi, bidan baru akan merujuk calon ibu ke rumah sakit untuk ditangani dokter kandungan. Tak jarang, bidan akan mendampingi pasien secara langsung hingga sang pasien menerima penanganan. Sementara itu, dokter kandungan cenderung menggunakan intervensi atau metode medis seperti induksi apabila pembukaan tak juga lengkap dalam waktu tertentu (umumnya singkat) hingga akhirnya merekomendasikan operasi caesar.
  • Bidan melayani praktik di rumah sakit, rumah bersalin, rumah pribadi, puskesmas, bahkan tak jarang melayani pendampingan persalinan kunjungan langsung ke kediaman calon ibu. Sementara dokter kandungan hanya menyediakan layanan praktik di rumah sakit atau rumah bersalin.
  • Dokter kandungan merupakan tenaga terlatih sebagai ahli bedah dan dapat menangani persalinan secara operasi caesar. Sementara bidan tidak dibekali pelatihan keahlian tersebut sehingga hanya bisa menangani persalinan normal.
  • Dokter kandungan dapat menangani persalinan calon ibu dengan kehamilan risiko tinggi maupun rendah. Sementara bidan hanya dapat menangani persalinan calon ibu dengan kehamilan risiko rendah. 

Nah, dengan kondisi tersebut, dalam menentukan pilihan, sekarang semuanya kembali kepada kita sebagai calon ibu. Apakah akan memercayakan proses kelahiran bayi kepada bidan, atau dokter kandungan? Bijak dalam memilih ya bu-ibu. Jika memilih melahirkan dengan bidan, tak ada salahnya melakukan pemeriksaan dampingan kepada dokter kandungan untuk memastikan tidak ada risiko komplikasi tertentu dalam kehamilan Anda. Sementara jika Anda memilih melahirkan dengan dokter kandungan, pastikan anda memilih dokter yang pro kelahiran normal, kecuali jika memang Anda diharuskan menjalani persalinan secara operasi caesar karena kasus komplikasi tertentu, atau memang Anda sendiri yang memilih melahirkan metode caesar.. :) 

Sejak awal kehamilan, saya menjalani pemeriksaan melalui dokter spesialis kandungan di RSIA Hermina Pasteur yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan kantor saya. Seperti yang pernah saya share sebelumnya di sini, pemilihan dokter kandungan itu pun atas rekomendasi teman, keluarga, ataupun ada beberapa yang dipilih setelah saya mencari-cari info sendiri. Selain kredibilitasnya, rasa nyaman saya dalam berkonsultasi dengan sang dokter udah mutlak jadi pertimbangan utama saya selama masa pemeriksaan. Nah, sekarang, setelah mendekati masa persalinan, setelah mendengar dan membaca banyak masukan, konsultasi dengan bidan juga masuk ke dalam pertimbangan kami. Meski belum memutuskan akan melahirkan di mana pada akhirnya, saya pun mulai menjalani pemeriksaan di keduanya. Saya pikir, gak ada salahnya saya melakukan hal ini. Sambil jalan, sambil membanding-bandingkan, sambil memantau kondisi kehamilan saya yang semoga semuanya berjalan sehat dan lancar tanpa ada masalah, sampe akhirnya bisa memutuskan akan melahirkan dengan penanganan dokter kandungan atau bidan.
Dokter kandungan yang saat ini menangani saya masih dr Ruswana Anwar. Kenyamanan saya berkonsultasi dengan beliau dan pemikiran positif yang selalu diberikan olehnya setiap kali saya melakukan kontrol kandungan masih bikin saya dan Dodo betah ditangani dokter satu ini dan enggan cari-cari lagi. Itulah kenapa, biarpun kadang harus ngantri berjam-jam demi kontrol dengan dokter satu ini, kami relaaaaa..heuheu.. :D Sementara itu, untuk konsultasi melalui bidan, kami baru mencobanya dua minggu lalu, dengan memilih Bidan Awang yang berpraktik di rumah sakit bersalin di dekat rumah kami. Selain tempat praktiknya mudah dijangkau dari rumah, sejak saya tinggal di Margaasih belasan tahun lalu, bidan ini juga udah dikenal sabar, telaten, dan helpful sekali. Kepada bidan Awang saya berterus terang kalo saya juga melakukan pemeriksaan ke dr. Ruswana Anwar yang berpraktik di rumah sakit rujukan kantor. Itulah kenapa kepada bu bidan ini saya enggak minta vitamin macem-macem, karena somehow dr. Ruswana udah kasih saya dua jenis suplemen yang saya butuhkan. Oleh Bidan Awang, saya hanya diberi imunisasi TT (imunisasi tetanus), yang diperlukan untuk mengurangi risiko penularan tetanus kepada calon ibu dan bayi melalui peralatan medis yang digunakan di RSB maupun RS. Kebanyakan dokter kandungan memang tidak memberikan imunisasi ini. Hal itu karena keyakinan mereka atas kesterilan peralatan medis yang digunakan di rumah sakit tempat mereka berpraktik. Namun, lain halnya dengan bidan yang kerap memberikan imunisasi ini, terutama yang melakukan persalinan dengan peralatan medis sederhana, sebagai suatu bentuk antisipasi.
Jujur, sampe tulisan ini selesai dibikin, saya dan Dodo masih belum ambil keputusan. Mungkin, selama beberapa bulan ke depan, sampe akhirnya bener-bener mendekati masa melahirkan, saya pun akan melakukan konsultasi kehamilan ke dokter kandungan dan bidan. Hal ini bukan berarti enggak percaya kepada salah satu dari mereka sampe-sampe harus berkonsultasi ke keduanya ya, saya hanya ingin memastikan yang terbaik bagi saya dan calon bayi, memastikan bahwa mereka (baik dokter kandungan maupun bidan pilihan) mengetahui track record kehamilan saya, sehingga dapat memudahkan (salah satu dari) mereka dalam menangani persalinan saya nantinya.
Beruntung, pemeriksaan melalui dokter dan bidan ini enggak bikin saya keluar biaya dua kali juga. Karena dr Ruswana Anwar berpraktik di rumah sakit rujukan kantor, saya menggunakan fasilitas kartu jaminan kesehatan dari perusahaan yang mengcover biaya pemeriksaan dan obat yang diberikan. Nah, karena pemeriksaan melalui bidan yang memang tidak termasuk rujukan, barulah saya keluar biaya. Tapi itu pun jatohnya enggak seberapa dibanding rasa tenang saya karena dalam masa kehamilan ini saya ditangani dua tenaga profesional yang saya percaya. Bismillah..sekarang tinggal melihat perkembangan kondisi kehamilan saya, dan pada akhirnya nanti memutuskan akan ditangani oleh siapa. Semoga keinginan saya untuk melahirkan bayi yang sehat secara normal dan selamat, melalui proses IMD, dan memberikan ASI eksklusif nantinya dapat terwujud. Aamiin... :)
Last but not least, khususnya bagi Anda yang sedang hamil atau akan merencanakan kehamilan, semoga postingan ini bermanfaat ya. Baik itu bidan atau dokter kandungan, normal atau caesar yang akhirnya menjadi pilihan Anda, ambillah keputusannya dengan bijak, khususnya demi Anda dan buah hati Anda kelak. Tetap semangaaaatttt... :)


"An obstetrician manages labour; the midwife supports labour. The obstetrician makes things happen the midwife lets things happen. The doctor trusts technology and is wary of nature; the midwife trusts nature and is wary of technology. The obstetrician fears birth will go wrong; the midwife expects birth will go right." The Birth Book by William Sears M.D. and Martha Sears, R.N.



peace & love

@cy                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              

Komentar

Puti mengatakan…
semangat bumill, keep update ya buat eike baca2 hehehe, iya temenku di jkt malah prefer bidan soalnya selain lebih jelas kasih info, ngemong banget kaya ke anak sendiri, apalagi dokter di jakarta yg serba komersil, kalau kita gak nanya ya dokternya juga gak kasih info apa-apa heu -_-, semoga selalu lancar sehat2 ya mommy baby daddy sampe hari H aminnnn ;)
Astri Kurnia mengatakan…
Siaaap Puuut, ta' update-update lagi nanti.. :) Masih galau memang nih, di bandung pun susah nyari yang gak komersil, apalagi kalo prakteknya udah di RS gede mah..banyak "kepentingan".
Bismillah yah. Semoga setelah masa-masa galau ini pada harinya nanti bisa melahirkan dengan normal, lancar, sehat & selamat mommy & baby nya. Aaamiin ya robbal alamiin.

Thanks yaa doanyaa.. :)