This Last Minute Couple Is Now Nervous


Blog ini dibuat di saat saya dan suami lagi nervous-nervousnya menjelang wawancara. Bukan..bukan wawancara kerja..tapi wawancara dengan pihak bank yang insya Allah akan jadi pemberi KPR bagi calon rumah kami kelak. Baru pagi tadi saya dikabari kalo wawancaranya bakal dilakukan besok, Kamis (26/1). Suami saya sebagai pengaju kredit tentu yang paling wajib datang dan mungkin jadi yang paling nervous sekarang. Tapi saya sebagai pendamping yang hanya bertugas mendampingi (plus mendoakan tentunya), bener-bener ga kalah senewen. Deg degan gini maaaaaak.. :-/

Tahapan wawancara ini akhirnya akan kami lewati setelah sebelumnya kami melengkapi persyaratan yang pengumpulannya cukup memusingkan. Gimana enggak, meskipun sudah menikah hampir setahun lamanya, saya dan suami justru baru mengurus surat pindah, kartu keluarga, dan KTP baru, ya menjelang pengajuan kredit ini.. :P Kesantaian kami ini praktis berbuah kehektikan di masa pengumpulan persyaratan. Belum lagi mengurus surat-surat keterangan dari perusahaan tempat kami bekerja yang kantor pusatnya berbeda lokasi dari kantor kami masing-masing. Saya yang berkantor di bilangan Jln. Soekarno-Hatta, harus mengurus beberapa surat keterangan ini ke Jln. Asia Afrika. Sementara suami yang berkantor di bilangan Jln. Terusan Buahbatu, harus mengurus segala tetek bengek ke kantor pusatnya di Jakarta (yang syukur alhamdulillah akhirnya bisa dipenuhi by fax dan e-mail so kami ngga perlu datang langsung ke sana). Saat persiapan itu, saya & suami bener-bener dibikin mobile..mondar-mandir ke sana ke mari..mengikuti tahapan dan prosedur yang cukup berbelit-belit, menunggu lama, belum lagi terbentur "pihak berwenang" yang jadwalnya sangat padat sampe susah banget ditemui..yang tentunya menguras tenaga kami juga.. :( Tapi kami sadar sepenuhnya kalo ini semua salah kami. Siapa suruh serba injury time coba?

And somehow, afterall kami pikir ini juga adalah bagian dari perjuangan menuju salah satu mimpi terbesar kami. Waktu dan tenaga yang terkuras selama masa pelengkapan persyaratan kemarin, kami anggap sebagai bagian dari pengorbanan..seperti halnya Mimin dan Udin yang juga rela "berkorban" demi mimpi kami ini. Insya Allah kami ikhlas. Dan semoga Allah meridhoi niat kami dan melancarkan ikhtiar yang telah, sedang, dan akan kami lewati nanti. Amin.

Sekedar share nih, mungkin juga bisa jadi pelajaran bagi yang sedang punya niat menikah, atau sudah menikah dan sedang berniat mengambil kredit rumah. Supaya tenaga dan pikiran kita enggak terlalu terkuras menjelang pengajuan kredit karena mengurus persyaratan yang memang cukup banyak dan memusingkan, alangkah baiknya kesalahan-kesalahan dan kesantaian-kesantaian yang saya dan suami lakukan tadi itu betul-betul dihindari.. :P Uruslah surat pindah, KTP, dan KK baru segera setelah kita sah menjadi suami-istri. Uruslah surat keterangan gaji, segera setelah ada kenaikan basic salary atau tunjangan apa pun yang kita terima dari perusahaan tempat kita bekerja. Jangan sampai hanya punya surat keterangan gaji lama, sementara dengan gaji yang sudah diperbarui malah belum punya suratnya. Usahakan tidak menunggu sampai surat-surat itu benar-benar diperlukan. Karena kapan, cepat atau lambatnya kita membutuhkan surat-surat itu, kita sendiri enggak akan pernah tau.

Dan itulah yang terjadi pada saya dan suami. Sebelumnya kami memang belum merencanakan akan mengambil kredit rumah secepat ini. Mungkin itu jugalah yang bikin saya dan suami bersantai-santai untuk hal persyaratan-persyaratan itu. Toh kami pikir tabungan kami belum cukup untuk memenuhi down payment dan biaya proses kredit yang bagi kami kisaran nominalnya cukup tinggi. Kalaupun ada rencana keluar dari rumah orang tua saya dan hidup mandiri, kami hanya berencana menyewa paviliun kecil untuk sementara waktu. Sementara sampai tabungan kami mencukupi.

Sampai akhirnya datanglah tawaran dari tetangga rumah orang tua saya yang bermaksud menjual rumahnya. Tawaran yang sangat tiba-tiba. Meski sebelumnya kami belum memiliki niat membeli, dengan pertimbangan jarak rumah yang sangat dekat dengan rumah orang tua saya, penataan ruangan yang kami suka meskipun perlu sedikit renovasi untuk mempercantiknya, dan yang pasti harganya yang terjangkau untuk ukuran kami (meskipun terjangkau untuk pembelian secara mencicil.. :P), kami pun akhirnya memberanikan diri untuk mengambil kesempatan ini. Ironisnya, setelah tawar-menawar dan deal harga dalam kondisi memberanikan diri itu, belum ada satu pun persyaratan yang sudah siap di tangan kami selain surat keterangan bekerja. Maka, belingsatanlah kami dibuatnya.. :-(

Dengan due date sepuluh hari yang diberikan si penjual (yang juga sedang kepepet dana) untuk saya dan suami mengajukan persyaratan KPR ke bank yang kami percaya, kami pun ngebut menyiapkan semuanya. Dan ternyata, proses dan tahapannya tidaklah mudah, dimulai dari pengurusan surat pindah suami yang memerlukan waktu sampai seminggu lamanya. Entah berapa lama service level resmi dari pembuatan surat pindah ini. Tapi yang pasti, setelah saya tanya sana-sini, katanya pengurusan surat ini harusnya bisa selesai dalam satu hari saja. Setelah berhari-hari belum selesai dan berkali-kali kami pertanyakan ke kelurahan dimisili suami saya dulu, kami hanya mendapat jawaban bahwa Pak Lurah sebagai pembubuh tanda tangan sedang bertugas ke luar kota. Jangan tanya ke mana sekretaris atau wakil lurah yang seharusnya bisa mewakili sang lurah yang sungguh sibuk nian untuk urusan birokrasi semacam ini. Karena itu jugalah pertanyaan saya dan suami yang belum juga terjawab sampai sekarang setelah surat-surat itu selesai kami urus. Dengan molornya pengurusan ini, tidak sedikit teman yang bilang bahwa si pengurus hanya berusaha mengulur-ulur waktu demi mendapatkan tambahan "imbal jasa". Sial!!

Setelah surat pindah suami selesai, barulah kami mengajukannya ke tempat tinggal orang tua saya. Yang ajaib, proses pengajuannya di sini justru bisa selesai dalam satu hari, padahal Pak Lurahnya juga tidak kalah sibuknya. No surcharge, no tip, tidak lebih dari tiga hari dua kartu keluarga baru (dengan nama saya yang sudah dikeluarkan dari KK orang tua saya), plus dua KTP baru atas nama saya dan suami dengan status menikah, sudah bisa kami terima. See how these two different areas have two different "policies" either..*sigh*.

Tak sampai di situ. Pengurusan surat yang berhubungan dengan kantor sendiri pun ternyata tak kalah memusingkan. Karena lokasi si kantor pusat yang berbeda tadi, saya dan suami sampai harus dibuat bolak-balik di luar jam kerja, menelefon kesana-sini untuk memastikan bahwa "yang berwenang" ada di tempat untuk bisa kami temui. Tapi ternyata, mereka pun tak kalah sibuknya. Sampai-sampai meeting selalu jadi penghalang kami untuk akhirnya bisa mendapatkan surat-surat itu.

Setelah semua persyaratan di tangan, tepat di hari ke-10 sesuai due date yang diberikan si penjual, kami pun mulai mengajukannya ke bank. Dan sekarang, kehektikan dan kelelahan kami sebelumnya berlanjut ke ketegangan menunggu keputusan bank bagi kami untuk melewati tahapan demi tahapan proses KPR berikutnya. Setelah semua ikhtiar tadi, dan kini menjelang wawancara dengan calon pemberi KPR yang akan mendanai pembelian calon rumah kami, kami hanya bisa melanjutkannya dengan doa. Semoga kami diberi kemudahan, kelapangan rezeki, dan semoga tahapan demi tahapannya nanti bisa berjalan lancar dan berakhir indah atas ridho-Nya. Amin.
 
Dan ya, seandainya saja semua persyaratan itu diurus terlebih dahulu, seandainya saja semua persyaratan itu sudah ada di tangan kami seakan-akan kami siap kapan pun peluang untuk mendapatkan rumah idaman itu datang, mungkin tenaga dan pikiran kami tidak seterkuras sepuluh hari itu. Tapi ya sudahlah, menyesal tak ada gunanya. Ini semua cukup menjadi pelajaran bagi kami agar tidak lagi menunda-nunda hal yang sebetulnya bisa diurus secepatnya. Semoga bisa menjadi pelajaran juga untuk semua..

Doakan kami ya..

peace & love


@cy 

Komentar

Puti mengatakan…
buset ada wawancara nya ya hehehe
Astri Kurnia mengatakan…
Hehe..ternyata ada put. More like ngobrol-ngobrol sambil validasi data, tapi plus tegang karena kuatir ga disetujui..huhu... :(
angelmine mengatakan…
whuaaa..goodluck ya cy..
pernah merasakannya 5tahun yang lalu,
alhamdulillah sekarang sudah ditinggali berdua ama mantan pacar,
rasanya bakal excited deh..:)
sing lancar sagalana nya..
amin..
Astri Kurnia mengatakan…
Amiiiin..amiiin ya Rabbal alamiiin. Hatur nuhun teteh piduana.. :) Semoga deg-degannya ini berganti dengan excitement yang sama yang teteh & mantan pacar rasain sekarang ya..dan semoga penghuni rumahnya segera bertambah..amiiin.. \(^_^)/