Review: A Thousand Days' Promise


Judul: A Thousand Days' Promise / Forget Me Not
Genre: Drama
Jumlah Episode : 20

Udah gemes deh pengen mereview K-Drama (Korean drama) yang lagi suka saya (curi-curi) tonton belakangan ini. Kenapa curi-curi, karena saya harus nunggu Dodo tidur ato pergi kerja, buat bisa nonton drama satu ini.. :P Maklum..suami saya ga suka (banget :P) drama-dramaan. Untuk urusan Korea-Korea an juga so far saya cuma berhasil nyekokin variety show semacem Running Man aja. Giliran Korean Drama mah syusyahnyaaaa..hahaha.. :D

Actually saya punya kebiasaan jelek soal hobi saya nonton Korean Drama ini. Biasanya giliran masuk ke DVD store semacem Movie Room, Vertex, atau Duta Disc, saya maen ambil-ambil aja serial dengan cover menarik plus bermodalkan review sang penjaga toko. Ada juga sih yang dibeli berdasarkan review dan rating di Koreandrama ("Pasta" dan "The Greatest Love" misalnya), tapi kebanyakan justru dibeli spontan dan ga jarang berujung penyesalan akibat kualitas akting pemerannya yang biasa aja atau jalan ceritanya yang membosankan (gak usah sebut judul lah ya biar ga diamuk netizen nyasar.. :D). Well..itu juga yang sempet saya alami dengan pembelian serial "A Thousand Days' Promise" atau juga dikenal dengan judul "Forget Me Not" ini. Bermodalkan review sang penjaga toko yang bilang kalo jalan cerita serial ini bagus dengan drama yang menyentuh, dan ngeliat pemerannya yang juga cukup menyegarkan mata *haiyiah* :P saya pun beli serial ini Februari lalu.

Jujur, di awal episodenya saya sempat "meremehkan" serial bergenre melodrama ini. Soalnya, di dua episode awal, saya disuguhin rentetan cerita flashback  yang cukup membingungkan dengan alur cerita yang sangat lambat dan cenderung membosankan. Sampai di situ, saya malah teralihkan dengan "Modern Family" season pertama..dan akhirnya memutuskan untuk menunda dulu Korean drama nya :P Setelah sempet ditayangkan Indosiar April lalu, dan ga sengaja ngeliat cuplikan salah satu episodenya di TV ruang tunggu apotek, saya pun teringat dengan serial yang discnya teronggok di rak DVD rumah. Tapi abis itu tetep ga ditonton juga. Mood saya mendadak males banget nonton yang sedih-sedih dan beralur lambat. Tontonan serial pun malah berlanjut ke "Modern Family" season kedua yang ringan tapi tetep penuh tawa dan menyimpan banyak makna.. *caelah* :D

Baru akhir September lalu lah mood nonton si serial sedih ini dateng lagi. Mungkin karena suasana hati lagi mendukung banget..hihihi.. :P Setelah sempet dipinjem adek yang katanya juga keburu males di episode-episode awal, saya pun boyong serial ini pulang dan menenggelamkan diri dalam cerita drama mengharukannya. *tarik napas dalem-dalem*

**


Serial ini menceritakan kehidupan seorang Seo Yeon (Soo Ae), wanita cantik, cerdas, dan mapan yang  merupakan seorang manajer penerbitan dan sekaligus penulis autobiografi, tetapi juga bercita-cita untuk menulis bukunya sendiri. Ia tinggal bersama adik laki-lakinya yang bernama Moon Kwon (Park Yoo Hwan), setelah ditinggalkan ibunya sejak kecil dan dirawat oleh keluarga bibinya (Oh Mi Yeon). Seo Yeon diam-diam menjalin hubungan dengan Ji Hyung (Kim Rae Won) yang merupakan sahabat dari kakak sepupunya Jae Min (Lee Sang Woo). Kenapa diam-diam, karena Ji Hyung yang datang dari keluarga terpandang sebenarnya sudah dijodohkan oleh kedua orangtuanya dengan seorang gadis bernama Hyang Ki (Jung Yoo Mi) yang merupakan putri dari sahabat orangtuanya.

Konflik dimulai saat menjelang hari pernikahan Ji Hyung dengan Hyang Ki. Meski Ji Hyung sebenarnya lebih mencintai Seo Yeon ketimbang wanita yang dipilihkan orangtuanya, keduanya akhirnya memutuskan untuk menyudahi hubungan diam-diam yang sudah dijalani dua tahun lamanya. Di tengah "kegalauan" putus cinta, Seo Yeon yang memang sering mengalami sakit kepala dan menjadi pelupa, didiagnosis menderita Alzheimer atau demensia. Di saat bersamaan, Ji Hyung yang tak pernah mencintai Hyang Ki pun semakin dekat dengan hari pernikahan yang sudah ditetapkan oleh kedua orangtuanya. Singkat cerita, penyakit tersebut akhirnya diketahui Ji Hyung beberapa hari menjelang pernikahannya. Cintalah yang akhirnya "memaksa" Ji Hyung mengambil keputusan besar. Ia membatalkan pernikahan atas perjodohan orangtuanya tersebut, dan meninggalkan Hyang Ki, agar bisa menikahi Seo Yeon dan menemani wanita yang dicintainya itu menghadapi penyakitnya. Gara-gara keputusan tersebut, Ji Hyung pun diusir orangtuanya (well..yeah..sampe sini..just like the same old drama.. :P).

Seo Yeon yang tak ingin merepotkan orang-orang dengan penyakitnya, sempat menutupi Alzheimer yang ia derita dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya dan menjalani hidup senormal mungkin. Tapi semakin hari ia semakin pelupa. Lupa membawa HP, lupa mengirim e-mail penting, bahkan sempat meninggalkan mobilnya di rumah sakit dan pulang ke rumah menggunakan bus. Ia pun beberapa kali menolak dinikahi Ji Hyung karena tak ingin dikasihani. Hingga suatu ketika Seo Yeon yang mengendarai mobilnya sendirian tak ingat jalan pulang, dan menangis sejadinya karena benar-benar tak tahu harus menghubungi siapa. Ia mendadak lupa dengan layanan autodial di HP-nya yang akan menghubungkannya kepada nomor adik atau kakak sepupunya. Yang ia ingat hanya nomor Ji Hyung yang memang sangat dihafalnya. Ji Hyung pun datang menyelamatkan Seo Yeon yang panik dan kebingungan di tengah jalan. Sejak itulah hati Seo Yeon melunak. Ia pun bersedia dinikahi pria yang juga sangat dicintainya itu. Seo Yeon pun yakin bahwa Ji Hyung benar-benar tulus mengasihinya dan akan selalu menjaganya meski di hari tuanya nanti ingatannya semakin digerogoti demensia.



Pascamenikah kondisi Seo Yeon semakin buruk. Apalagi ketika ia dinyatakan hamil, ia memutuskan untuk mempertahankan janinnya meski harus berhenti mengonsumsi obat demensianya. Ingatannya hilang timbul. Ia semakin sering lupa dengan kata-kata, lupa mematikan keran, lupa menyiram toilet, lupa memakai sepatu, hingga membuat kesalahan fatal di kantornya dan akhirnya memaksanya berhenti bekerja. Setelah Seo Yeon melahirkan bayi perempuan yang lucu, dan akhirnya membuatnya diterima oleh keluarga Ji Hyung, keadaan malah semakin menyedihkan. Ingatan Seo Yeon semakin memudar, ia bahkan tak ingin menggendong buah hatinya karena didera rasa khawatir akan menjatuhkan anaknya atau justru membahayakannya. Semakin hari semakin banyak yang ia lupakan. Seo Yeon mulai tak mengenali orang-orang di sekelilingnya. Sesekali ia lupa dengan kakak sepupu yang sudah seperti kakak kandungnya, dan bibi yang sudah seperti orangtuanya sendiri. Ia pun sempat tak mengenali Ji Hyung suaminya, bahkan sempat tak mengenali wajahnya sendiri yang tampak dalam cermin. Tingkah Seo Yeon pun mulai kekanak-kanakan. Ia menjadi cepat marah, tidak sabaran, dan kerap membahayakan putrinya yang akhirnya diungsikan ke rumah orangtua Ji Hyung. But one thing for sure, Ji Hyung selalu setia di samping Seo Yeon dengan cintanya yang tanpa syarat. Ia benar-benar membuktikan janjinya untuk selalu mendampingi Seo Yeon meski ingatan wanita yang dicintainya itu kian hari kian digerogoti Alzheimer. Ooooh dramaa...

**

Meski endingnya ga sesuai dengan harapan saya sebagai penyuka K-Drama.. (you know what I mean.. :P) overall saya puas sama serial drama ini. Dua episode awal yang membingungkan dan beralur lambat itu sesungguhnya bukan karena dramanya membosankan, tetapi ternyata merupakan intro menuju cerita-cerita mengharukan episode-episode berikutnya..(cuma sayanya aja yang kurang sabar..hahaha.. :D) Setelah dua episode awal itu jalan ceritanya memang benar-benar mengalun. Kemalangan demi kemalangan yang menimpa Seo Yeon sangat jauh dari kesan "lebay" seperti yang sering digambarkan sinetron-sinetron kita. Semuanya tampak nyata dan tidak mengada-ada. Menurut saya, semua pemeran di serial drama ini pun benar-benar berakting total. Tak hanya para pemeran utama, pemeran pembantu dan para pemeran antagonisnya pun benar-benar berhasil mengaduk-aduk emosi saya sebagai penontonnya. Saya seperti ikut merasakan kebingungan Seo Yeon yang perlahan-lahan mulai melupakan banyak hal yang dulu ia sukai, saya seperti merasakan kefrustasiannya menghadapi demesia begitu juga kesedihan yang dialami keluarganya terutama sang bibi dan adik kandungnya. Keteguhan dan kesabaran seorang Ji Hyung pun terasa nyata buat saya. Semuanya seakan bener-bener diset senatural mungkin. Mungkin karena itu juga kenapa serial ini tak memiliki ending yang terlalu dramatis di setiap setiap episodenya, begitu pula di akhir episode penghabisan. Memang, hal ini mengurangi "rasa penasaran" untuk mengikuti episode-episode berikutnya, tapi toh tidak merusak alur cerita yang mengalun penuh drama.

Kalau dipersentasekan, mungkin hanya 20 persen saja sisi bahagia yang ditampilkan di Korean drama satu ini. Selebihnya bener-bener cerita mengharukan, yang semakin lama semakin menyedihkan. Kisah seorang penderita Alzheimer yang diangkat di serial ini pun dituturkan dengan sangat baik menurut saya. Cukup bikin saya merinding sekaligus menyadarkan saya bahwa sudah sepatutnya kita menikmati, mensyukuri, dan menjalankan sebaik-baiknya waktu yang kita punya bersama orang-orang yang kita kasihi, selama kita masih bisa mengingat dan merasakannya, dan selama orang-orang yang kita kasihi masih berada bersama kita. Hmmmm..masih berasa gloomy aja nih sisa-sisa ngelarin episode terakhirnya siang tadi.. :P Biar ga keterusan, kita lanjut mereview para pemainnya saja ya..

Inilah dia..


Park Soo Ae

Kecemerlangan Soo Ae dalam memerankan Seo Yeon sebagai seorang pasien demensia sangat patut diacungi jempol. Pendalaman karakter dan ekspresi sedih, panik, linglung, dengan tatapan hampa seorang yang hilang ingatan, berhasil diperankan Soo Ae dengan sangat baik. Tangisan sedihnya pun bener-bener menyayat hati. Dan ya, saya juga berkali-kali ikut beleleran air mata..(ah emang cengeng aje itu mah :P) seperti dalam adegan ketika Seo Yeon diminta Jae Min dan Ji Hyung untuk menjalani pengobatan demensia. Seo Yeon yang masih tak bisa menerima kenyataan bahwa ia adalah seorang pasien Alzheimer, seketika ambruk dan menangis sejadinya meminta Jae Min mengantarnya pulang. It thrills me. Tangisan sedih dan putus asanya bener-bener berasa. Begitu juga ketika penyakit demensianya diceritakan semakin parah. Soo Ae benar-benar berhasil memerankan seorang Seo Yeon yang ibarat "cangkang kosong", manusia yang hidup tanpa tujuan, tanpa pengharapan.
Soo Ae pun tak hanya brilian bermain drama. Saya juga melihat aksinya di serial bergenre action thriller "Athena: Goddess of War" (Aaaaah, harus direview juga nih K-action satu ini!!), dia bermain sangat baik di sana, dengan adegan tembak-tembakan dan rentetan aksi laga lainnya. Kepiawaian Soo Ae memerankan dua karakter berbeda dan berujung sukses membuktikan bahwa she's a talented actress, selain parasnya yang cantik banget juga tentunya.. :) No wonder lah kalo Nichkhun "2PM" sampe terang-terangan ngaku di salah satu stasiun TV Korea sana kalo dia mengagumi aktris yang masih tampak awet muda di usianya yang ke-32 ini.



Kim Rae Won

Ini adalah pertama kalinya saya menyaksikan aksi aktor yang ternyata sudah cukup lama berkiprah di dunia per K-drama an *halah*. Dan saya akui, akting Rae Won sebagai Ji Hyung di serial ini pun layak diacungi jempol. Ia berhasil memerankan sosok pria yang mencintai seseorang tanpa syarat, dengan segala kesabaran dan kebesaran hatinya, meski harus mengorbankan banyak hal termasuk keluarganya. Hal itu dibuktikan dengan tidak memperlihatkan ekspresi sedih yang berlebih ketika sang istri perlahan-lahan mulai kehilangan ingatannya, dan kekacauan-cemi kekacauan dilakukan oleh wanita yang dicintainya tersebut. Meski ada juga scene yang menangkapnya menangis karena tak tega dengan nasib yang menimpa sang istri, sosok pria tegar dan tangguh seakan tetap melekat padanya. Bersama Soo Ae, untuk aktingnya di serial ini juga, pria berusia 31 tahun ini diganjar Top Excellence Award di ajang SBS Drama Award 2011.




Lee Sang Woo

Seperti halnya Rae Won, saya pun baru melihat aksi Sang Woo di serial drama ini. Sayang, tak banyak adegan dramatis yang melibatkan dirinya, sehingga totalitas akting Sang Woo tak terlalu terlihat. Padahal Sang Woo cukup berhasil memerankan seorang kakak sepupu yang baik hati, penuh kasih sayang, dan bisa diandalkan oleh dua adik sepupunya Seo Yeon dan Moon Kwon, yang sejak kecil ditinggalkan orangtuanya. Sosok kakak idamannya dapet banget lah.. :)



Park Yoo Hwan

Also known as Ricky Park. Selain super kiyutttt..aktor satu ini juga aktingnya oke beraatttt. Saya sampe berkali-kali ikut berkaca-kaca ngeliat adegan emosional Yoo Hwan yang berperan sebagai Moon Kwon (adik dari Seo Yeon) di beberapa scene yang melibatkan dirinya. Keterikatan Soo Ae dan Yoo Hwan sebagai kakak beradik di serial ini pun terjalin sangat kuat. Ditambah dengan wajah keduanya yang juga sangat mirip, chemistry nya pun dapeeeet bangeeeeet. Dalam beberapa scene di serial ini, nyampe banget deh gimana sayangnya si Moon Kwon ini sama sang kakak, gimana terpukulnya dia mengetahui sang kakak mengidap penyakit ganas, dan adegan penuh haru lain yang bener-bener ditunjukkan Yoo Hwan dengan brilian. Saya udah ngeliat akting Yoo Hwan sebelumnya di "The Strongest K-Pop Survival" also known as "K-Pop - The Ultimate Audition" (yang justru dirilis setelah "A Thousand Days' Promise") sebagai sosok cowok jutek dan angkuh. Dan di serial bergenre musical romance itu pun akting Yoo Hwan sangat memuaskan. Bener-bener gak cuma ngandelin tampang lah aktor muda ini mah. Thumbs up pokonya!!



Jung Yoo Mi

Aktris cantik ini memerankan Hyang Ki, wanita yang batal dinikahi Ji Hyung. Lain dengan Ji Hyung, Hyang Ki ini bener-bener mencintai lelaki yang dipilihkan kedua orangtuanya itu. Sebagai sosok gadis lemah lembut dan polos, Hyang Ki yang frustasi sepeninggal Ji Hyung pun diperankan dengan sangat baik oleh Yoo Mi. Tapi, kefrustasian itu tak lantas membuatnya membenci Ji Hyung maupun Seo Yeon yang notabene "merebut" calon suaminya. Gadis polos ini bahkan mau ikut merawat anak yang dilahirkan Seo Yeon, di saat kondisi dan ingatan Seo Yeon semakin memburuk. 

Sebenernya pengen banget mengulas semua casts pendukung yang benar-benar berakting baik di serial ini. Seperti sang bibi yang penuh kasih dan cengengnya ga ketulungan, keponakan Seo Yeon yang tingkahnya menggemaskan dan berakting sangat natural (padahal masih bocah banget loh), begitu juga ibu dari Hyang Ki serta kaka sepupu perempuan Seo Yeon yang penuh dengki, yang berperan sebagai tokoh antagonis di serial ini. Semuanya berperan sangat baik dan benar-benar berhasil mendukung serial drama ini menjadi suatu tontonan yang mengharukan dan mengaduk-aduk emosi penontonnya. Saya yang lebih menyukai dan mengoleksi K-series yang berbumbu drama romantis dengan sentuhan komedi, harus mengakui bahwa serial satu ini pun layak untuk ditonton dan dikoleksi. 

Happiness cannot be traveled to, owned, earned, worn or consumed. Happiness is the spiritual experience of living every minute with love, grace, and gratitude.
Denis Waitley




peace & love

@cy

Komentar