We did it, Kal!!! :) :* |
Setelah melahirkan Kalilla 15 Agustus 2013 lalu, dan diberkahi ASI yang alhamdulillah subur, saya sempat sangat yakin bahwa cita-cita saya untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada Kalilla akan berjalan mulus tanpa kendala. Tapi ternyata..dalam perjalanannya, semua itu tak semulus yang saya bayangkan sebelumnya.
Oke, mungkin saya juga yang salah. Akibat telat nyetok ASI, means baru mulai nyetok di bulan terakhir masa cuti melahirkan, maka terjadilah periode kejar tayang setelah saya kembali bekerja. Kenapa bisa begitu? Bayangin aja, hanya dengan nyetok 1 s.d 2 botol (@ 100 ml) per harinya pada masa cuti, itu pun ga tiap hari karena godaan setan males pumping dan kadang ASI yang terlanjur habis karena Kalil yang hobi banget mimik langsung dari "sumbernya", stok ASIP di freezer rumah pun ga mencapai 30 botol kaca saat saya mulai bekerja. Lalu, stok yang dihabiskan Kalil per hari selama kurang lebih 8 s.d 9 jam saya di kantor adalah 4 s.d. 5 botol kaca. Sementara itu, hasil pumping selama 8 jam saya ngantor, maksimal hanya bisa mencapai 2 botol kaca, dan setelah pumping di rumah pagi harinya baru bertambah stok 1 botol kaca lagi.
Dari semua stok dan perolehan pumping ASI saya dan konsumsi Kalil setiap hari, ga heran kalo akhirnya ketersediaan stok ASI dan konsumsi Kalil sehari-hari pun lama-lama kejar kejaran, hanya dalam hitungan kurang dari dua bulan setelah saya kembali ngantor. Kondisi itu juga diperparah dengan beberapa faktor lain yang memengaruhi produksi ASI. Misalnya faktor kelelahan dan tekanan deadline yang kembali dirasakan setelah cuti tiga bulan, plus hasil perahan ASI yang bener-bener minim di masa menstruasi (hasil perahan per hari ga pernah lebih dari 1 1/2 botol saja).
Oya, Kalilla juga sempet mengalami bingung puting. Setelah sempet dibiasain mimik selang-seling (via dot dan langsung dari sumbernya) di bulan pertama kelahiran Kalilla, rasa malas pumping pun kembali menggoda saya untuk memberikan ASI langsung dari sumbernya saja. Alhasil, saat coba mimik via dot lagi sekitar dua minggu menjelang ngantor, Kalil sempet nolak dan cuma gigit-gigitin karet dotnya selama percobaan. Setelah dicoba setiap hari, reaksinya selalu seperti itu. Dotnya selalu digigit-gigit sampe akhirnya dia lepeh sendiri.
Saya pun ga kehabisan akal. Dot dengan bottleneck ukuran standar yang Kalilla lepeh itu, akhirnya saya ganti dengan yang berukuran wide sehingga ukuran silicon dotnya pun lebih besar. Untuk kepala dotnya, saya cari yang menyerupai puting biar Kalilla mudah terbiasa. Brand yang akhirnya saya pilih pun didapat setelah membaca rekomendasi para busui di beberapa milis. Hasilnya, alhamdulillah...beberapa hari sebelum saya kembali ngantor, Kalilla udah terbiasa mimik selang-seling lagi.
Brand yang sukses mengajarkan Kalilla terbiasa mimik lewat dot di awal kelahiran, yang akhirnya sukses dilepeh dua bulan kemudian karena kesalahan emaknya. *jitak pala sendiri* :P |
Brand yang menyelamatkan Kalilla dari tragedi bingung puting sesaat sebelum emaknya ngantor lagi. Thank God for this tiny Tommee Tippee... :* |
Pasti ada banyak cerita lain dari perjalanan pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada ibu-ibu lainnya. Pastinya juga ada cerita perjalanan pemberian ASI ekslusif yang mulus-mulus aja tanpa kendala. Tapi pada saya, perjuangannya terasa luar biasa. Di bulan ke-5, saya dan Dodo bahkan sempat hampir menyerah pada sufor karena stok ASI yang menipis sementara mimiknya Kalilla lagi kenceng-kencengnya dan produksi ASI minim karena periode menstruasi saya. Believe it or not, pada masa kritis itu, satu dus sufor kemasan 400 gr pun sudah saya siapkan di rumah untuk jaga-jaga stok ASI di rumah habis sementara Kalilla masih minta mimik. Tapi alhamdulillah, berbekal niat yang kuat, dukungan dari keluarga dan suami tercinta, dan booster ASI plus relaksasi pikiran dari segala macem godaan pengundang stress, satu dus sufor itu masih belum terpakai sampai sekarang, bahkan setelah Kalilla mulai memasuki periode MPASI.
2 months old Kalilla dengan dot lamanya.. :) |
4 months old Kalilla dengan dot barunya.. :) |
Setelah melewati masa-masa krisis stok sampai akhirnya Kalilla lulus S-1 ASI eksklusif, ada rasa haru bercampur bangga. Terharu mengingat semua perjuangannya, support dari keluarga dan suami dalam mendukung niat saya, dan bangga karena sudah berhasil memberikan ASI only selama 6 bulan terakhir ini, sebagai asupan yang saya yakin (dan terbukti) terbaik bagi Kalilla.
Lalu terbayang lagi Mamah yang hampir setiap hari mengantar sayur bayam dan katuk untuk saya ketika masa-masa kritis produksi ASI, Dodo yang dengan sigapnya mencuci breastpump, setumpuk botol kotor bekas ASI, dan mengepak breastpump ke dalam cooler bag setiap hari sebelum saya pergi kerja, ditambah kata-kata penyemangat mereka yang diurai setiap kali saya hampir menyerah...ya, keberhasilan ini memang bukan milik saya sendiri. Lalu teringat sehat dan gembilnya Kalilla sampai menginjak enam bulan usianya, dengan kecerdasan dan pertumbuhan yang sesuai dengan usianya. I'm truly blessed. Alhamdulillah...
Afterall..saya harap semoga niat saya dan ibu-ibu lainnya untuk selalu memberikan yang terbaik bagi putra putri tercinta selalu mendapatkan jalan dari-Nya. Aammiin... :)
peace & love
@cy
Komentar