Edisi Campur Aduk..



Semakin dekat ke hari kelahiran Lil' One, entah kenapa semakin campur aduk aja perasaan saya. Excited, jelas! Karena somehow inilah yang kami tunggu-tunggu sejak dua tahun yang lalu :') Tapi di balik perasaan itu, sekarang mulai sering berdatangan perasaan lain seperti takut, khawatir, sedih, daaaaaaaaan lain-lain.. :( Belakangan, lumayan sering loh saya nangis karena hal sepele. Ga jarang juga saya ngeributin hal yang sebenernya remeh temeh banget. Dan ya, saya yang bukan tipikal spoiled wife, kali ini, setelah masuk ke trimester ketiga, manjanyaaaaa luar biasa. Kadang..setelah serangkaian perilaku "ajaib", belakangan saya baru sadar dan ngerasa, "Hey..it's not me!" :(

Dengan bobot tubuh yang udah naik kurang lebih sampe *tarik napas* 17 kg sampe saat ini, keluhan fisik itu ini juga mulai sering saya rasain. Misalnya susah cari posisi tidur, susah jalan karena kaki bengkak, sering kegerahan, dan superbeser terutama di malem hari. Kebayang dong kalo dengan kondisi begitu kita juga harus ngadepin situasi sulit, ngadepin orang nyebelin, ngadepin orang yang seolah-olah ga ngerti dengan kondisi kita, beuuuh..sesabar-sabarnya bumil juga mangkel mah pasti ada kayaknya ya. Beruntung, segala "keajaiban" yang saya rasain di trimester ketiga ini ga sampe terlalu mengganggu kegiatan saya sehari-hari. Saya masih bisa bekerja, masih bisa ngerjain kerjaan rumah meskipun sekarang porsinya jadi lebih banyak Dodo jadinya, dan masih bisa beraktivitas tanpa keluhan lain yang mengganggu kehamilan saya. Alhamdulillah..

Dari beberapa sumber yang saya baca, mood swing seperti ini cukup normal terjadi pada ibu hamil. Tentunya, hal ini selama masih berada dalam batas wajar alias enggak sampe ke tahap depresi ya.
Penyebab internal dari mood swing atau yang biasa disebut juga sindrom pre-baby blues semacam ini apalagi kalo bukan perubahan fisik dan hormonal sang calon ibu. Dalam menyikapinya, kita sebagai calon ibu, juga suami sebagai calon ayah tentunya tidak boleh membiarkan hal ini terus berlarut-larut. Karena mood swing semacam ini bisa menjadi akar dari sindrom baby blues atau post partum depression (nauzubillah...).

Untuk menghindarinya, ada baiknya calon ibu & ayah mengenali beberapa tanda awal dari sindrom ini. Dari beberapa sumber yang saya baca, tanda-tandanya adalah sebagai berikut:

  • Muncul rasa tidak percaya diri menjadi seorang ibu.
  • Muncul kekhawatiran akan keselamatan janin hingga terkadang sulit untuk tidur.
  • Fluktuasi rasa sedih, kesal, gembira, yang ekstrem.
  • Tiba-tiba merasa sedih dan terpuruk tanpa sebab.
  • Muncul rasa ingin menyendiri dan terkadang tak merasa nyaman bertemu orang lain.

Gejala-gejala tersebut masih terbilang normal dan biasa terjadi, terutama pada calon ibu dengan kehamilan pertama yang masih miskin pengalaman dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Namun, hal itu tentu harus diatasi sesegera mungkin sebelum berlarut-larut dan memengaruhi kondisi psikologis ibu pascamelahirkan nanti. Jika hal tersebut di atas Anda alami, coba lanjutkan untuk mengecek gejala-gejala berikutnya:

  • Sulit berkonsentrasi, mengingat, ataupun mengambil keputusan.
  • Sulit melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.
  • Hubungan dengan orang-orang sekitar (suami, keluarga, teman, ataupun rekan kerja) menjadi terganggu.  
  • Sulit mengurus diri sendiri, suami, ataupun anak (untuk kehamilan kedua dst.).
  • Melakukan hal-hal yang mengancam keselamatan janin, misalnya menolak makan atau minum, bahkan yang terekstrem timbul keinginan untuk bunuh diri (nauzubillah...)
Jika hal-hal tersebut di atas juga bumil alami, bumil tentunya harus lebih waspada lagi. Bila perlu,  (terutama untuk poin terakhir) konsultasikan dengan tenaga ahli. 

Duh, ngeri juga ya kalo baca gejalanya yang ternyata bisa separah itu. Apalagi, konon, gejala-gejala itu pun bisa berimbas ke mana-mana. Hmmm..hamil itu emang bener-bener harus dibawa happy daripada malah bawa pengaruh negatif terhadap psikologis si calon ibu, calon bayi, bahkan kehamilan itu sendiri. Tapi, ga bisa kita mungkiri, di saat kondisinya labil memang enggak segampang itu menanganinya ya. Apalagi urusan hormonal bener-bener di luar kendali kita. Serupa dengan gejala PMS kali ya, tapi yang ini versi ekstremnya. Ada beberapa cara untuk mengatasi mood swing ini agar tidak berkelanjutan.

  • Memperbanyak doa udah jadi keharusan bagi semua makhluk-Nya, terutama yang tengah berada dalam situasi seperti ini. Adukan segala perasaan, pasrahkan segala kekhawatiran kepada Tuhan, arahkan diri untuk selalu bersikap positif malelui doa, insya Allah bisa membuat beban kita terasa lebih ringan melewati masa-masa mood swing ini. Cara ini pun berhasil pada saya. Kalo udah melenceng ke pikiran-pikiran jelek, terlalu paranoid soal kehamilan, bahkan stuck di puncak rasa marah karena satu dan lain hal, doa selalu jadi penolong saya. Alhamdulillah...
  • Diperlukan pengertian dan dukungan dari orang-orang sekitar calon ibu seperti suami, orangtua, keluarga, sahabat, bahkan rekan kerja, untuk bisa melalui masa-masa mood swing dengan baik. Ga bisa dimungkiri, ga selamanya suami, keluarga, teman dan rekan kerja mengerti dengan kondisi kita ya bumil-bumil. Kadang kita masih saja dituntut bisa bersikap dan melakukan hal yang sama seperti sebelum kita berbadan dua. Di sinilah dibutuhkan pengertian dari orang-orang sekitar calon ibu. Dalam kondisi supersensitif, hormon yang naik turun, bahkan dengan stamina yang tak sekuat sebelum hamil, pengertian dan dukungan dari orang-orang sekitar mutlak diperlukan.  
  • Pastikan juga calon ibu mendapatkan asupan gizi yang baik, juga istirahat yang cukup. Karena, tidak terjaminnya gizi, apalagi kurangnya waktu istirahat, akan mendatangkan keluhan terutama fisik yang dapat mengganggu aktivitas calon ibu sehingga berpengaruh pula pada mood atau suasana hatinya. Untuk hal ini, dukungan orang-orang sekitar calon ibu juga diperlukan. Kalo calon ibu mulai pilih-pilih makanan, susah makan sayuran, susah minum susu, males minum vitamin, orang-orang sekitarnya khususnya suami harus mengingatkan, memberi pengertian bahwa hal tersebut teramat penting bagi janin. Mostly, dengan support dan sedikit bujukan, bumil-bumil mau loooooh maksain diri untuk mengonsumsi apa yang semula ditolaknya tadi. Apalagi kalo diingetin semuanya demi anak. Itu pasti jadi motivasi lebih.
  • Mengenai keluhan-keluhan yang dialami, jangan biarkan calon ibu mencari informasi sendiri apalagi yang didapat bukan dari ahlinya. Hal itu hanya akan mendatangkan kekhawatiran baru, karena tak jarang informasi yang tersebar tidak akurat sehingga akan membuat calon ibu merasa tertekan. Lebih baik tanya sepuasnya tentang keluhan calon ibu ketika kontrol ke dokter kandungan deh. Sometimes, googling, baca referensi, atau baca forum-forum tentang pengalaman bumil lain yang belum tentu sama kasusnya dengan kita, malah bikin tambah panik rasanya (been there!). Mending tanya langsung sama dokter, dengan catatan dokter yang menenangkan, yang gak malah menakut-nakuti kita dengan diagnosis sekenanya tanpa pengecekan lebih lanjut.. (ada loooooh..)
  • Kalo udah mumet dan suntuk, carilah suasana baru. Ajak suami, keluarga, atau teman untuk jalan-jalan untuk mencari udara segar. Bisa window shopping, ke bioskop, pergi berenang, pergi ke taman, atau kalopun gabisa jauh-jauh ya di sekitaran rumah aja. Kayak saya nih, kalo suntuk di rumah dan gabisa pergi jauh-jauh karena suami belom pulang kerja misalnya, stay di rumah aja kadang lumayan bantu. Selama ada DVD player, tumpukan DVD yang udah maupun belum ketonton, selama ada unduhan Running Man di netbook, selama ada temen or keluarga yang bisa diajak main-main ke rumah sekedar ngeteh plus rumpi-rumpi, bisa jadi semacem sweet escape yang bisa kembali memboosting si mood dan bikin saya refreshed.  
Fiuuuh..enggak gampang memang ya. Tapi sebisa mungkin sebagai calon ibu yang tengah mengandung calon buah hati, kita dituntut untuk harus selalu berpikir dan bertindak positif, dan membuang jauh-jauh pikiran-pikiran negatif. Toh bukan buat kita aja kan..tapi buat calon bayi juga. Bismillah..semoga aja saya bisa ngelewatin satu bulan terakhir ini dengan baik dan lebih positif. Semoga juga saya bisa mengcounter semua pikiran-pikiran negatif dan  segala kekhawatiran mulai dari proses persalinan pertama saya, kondisi saya calon buah hati kami nanti, dan berbagai hal lainnya. Mohon doanya yaaa. Doakan agar persalinan saya berlangsung lancar, selamat, normal, bayi yang saya lahirkan nanti sehat, sempurna lahir & akhlaknya, dan kelak menjadi anak yang sholeh/sholehah. Aamiinn..ya Robbal alamiiiin... :)


peace & love


@cy   

Komentar