Untuk yang Pertama Kali dan tak Pernah Mau Lagi... :(


Sore itu, Minggu, 14 September 2014, sepulang lembur, saya mendapati Kalilla tertidur lelap di gendongan Eninnya. Ada yang beda waktu itu, Kal terlihat lemas dan tidur dengan raut muka yang enggak secerah biasanya. "Tadi habis muntah, cairan semua keluarnya," kata mama. Saya kaget dengernya. Kal pun langsung ditidurkan di kamar depan rumah mama. Bangun tidur Kal kembali muntah berkali-kali. Karena bajunya basah terkena muntahan, saya pun langsung membawa Kal pulang ke rumah yang jaraknya hanya dua blok dari rumah mama.

Sesampenya di rumah, Kal sudah sangat lemas. Dia berkali-kali menangis sambil menunjuk gelas minumnya seperti sangat kehausan. Saya langsung memberinya minum, tapi ga lama, muntahan berupa cairan langsung menyembur keluar. Terus berulang seperti itu, Kal terus meminta minum, tapi cairan yang keluar berkali-kali bikin saya ngeri dan memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit malam itu juga karena saya khawatir Kal dehidrasi. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, saya menyusui Kal sampai dia tertidur. Karena pertimbangan jarak, malam itu saya yang diantar mama dan Kaka (Dodo ngantor malem-red.), membawa Kal ke RS Mitra Kasih. Sesampainya di sana Kal tampak baik-baik saja. Dia terlihat excited melihat suasana IGD rumah sakit yang masih ramai meskipun waktu itu sudah hampir jam 11 malam. Melihat dia seperti itu, saya sempat berpikir bahwa Kal akan dibolehkan pulang setelah diberi sedikit tindakan seperti infus untuk mengganti cairan tubuhnya yang terus terbuang selagi muntah. Tapi, dugaan saya ternyata salah.

Tak lama setelah Kal ditidurkan di tempat tidur ruang UGD rumah sakit, Kal kembali muntah. Kali ini lebih banyak dari sebelumnya. Setelah sempat diperiksa dokter dan diberi rujukan untuk rawat inap di rumah sakit lain karena ruang rawat inap anak RS Mitra Kasih kali itu sedang penuh, Kal pun kembali muntah.. :(

Jangan tanya seperti apa paniknya saya waktu itu. Untungnya, gak lama kemudian Dodo datang menyusul kami ke rumah sakit. Kal pun akhirnya kami putuskan untuk dibawa ke RSIA Hermina Pasteur. Sesampenya di RSIA Hermina Kal tidur pulas. Untungnya ga lama setelah sempat diperiksa di ruang IGD, kami mendapat kamar untuk menempatkan Kalilla jadi dia bisa tidur dengan nyaman. Saya sempat khawatir Kal akan terbangun dan kembali muntah, tapi sepertinya obat yang diberikan dokter saat di IGD tadi bikin Kal merasa enakan dan tidur nyenyak sepanjang dini hari hingga pagi harinya, Senin, 15 September 2014.

Tapi, ternyata penderitaan Kal ga sampe di situ.. :( Kal didiagnosis terkena GE (Gastroenteritis). Setelah muntah-muntahnya berhenti sama sekali, cairan justru keluar terus-menerus melalui anus. Kal kena diare. Sehari itu saja Kal bisa sampe buang air dengan 11 kali. Sedih banget liatnya. Suster bilang itu memang efek dari obat yang diberikan dokter pada malam sebelumnya. Muntahnya dihentikan dengan obat agar Kal bisa tetap mendapat asupan, sementara bakteri jahat yang ada di tubuhnya dikeluarkan melalui kotoran.

Setelah berkali-kali dalam sehari bongkar pasang popok Kalilla, yang menyedihkan adalah melihat lecet di area anus akibat pup cair yang keluar terus-menerus. Lecet itu juga yang bikin Kal histeris setiap kali saya menidurkan dan membuka popoknya. Saya yakin luka itu periiiiih sekali rasanya... :'(
Hal itu berulang terjadi berhari-hari. Ya, dokter memang belum memperbolehkan Kal pulang sampai pupnya berampas dan frekuensinya berkurang. Sedih memang, apalagi, masuk ke hari ke-2 Kal mulai kelihatan ga nyaman. Banyak bengong, susah makan, dan ga banyak interaksi, termasuk dengan abah dan ambunya.. :(

Hari berganti hari..Kal semakit terlihat ga nyaman di rumah sakit. Bawaannya rewel kalo di dalem kamar. Pengennya keluar..main-main ke lobi dianter Abahnya liat orang-orang lalu lalang. Ya, Kal memang terbilang anak yang suka dengan keramaian. Makin banyak orang, Kal bisa makin atraktif. Entah beneran ada hubungannya apa ngga, Dodo bilang, mungkin ini juga karena di awal hamil saya udah bawa Kal jejingkrakan nonton konser 2PM yang ramenya luar biasa, jadi bawaan anaknya juga malah seneng suasana rame. That's why..di rumah sakit yang cenderung senyap, Kal keliatan banget tersiksa. Apalagi harus nginep di situ berhari-hari. Kalo gainget lagi pengobatan, Kal juga beneran udah saya paksa pulang dari hari ke-2.. :(

Akhirnya, pada hari ke-5 Kal baru dibolehkan pulang. Itu pun harus nunggu visit dokter yang baru dateng menjelang sore. Dan sesuai dugaan kami, ekspresi Kalilla begitu keluar dari rumah sakit bener-bener ga bisa dibeli. Setelah lima hari terkurung di dalam gedung rumah sakit, ga liat jalan, ga liat langit, akhirnya dia bisa mengirup udara bebas dan tampak sangat excited. Saking terharunya, saya sampe ga kepikiran buat ngerekam momennya waktu itu. Ah..bener-bener mengharukan kalo diinget lagi. Tapi itu bukan berarti saya mau ngulang masa-masa keluar rumah sakit. Jangan..nauzubillah..semoga itu bener-bener jadi pengalaman pertama dan terakhir Kalilla harus dirawat di rumah sakit sedemikian lama. Amin...

I will never forget those days.. :( Hari-hari di mana saya merasa saya siap menerima rasa sakit apa saja yang Kal derita, asalkan dia berhenti merasa tersiksa. Hari-hari di mana saya menyalahkan diri saya atas sakit yang diderita Kalilla. I called it the gloomiest days of my life. Ngeliat Kalilla yang biasanya aktif dan ceria menjadi kuyu, lemas dan ga bersemangat, bikin saya berasa hidup di Kota Gotham. Gloomy, gelap, dan mencekam. Semoga kejadian itu jadi pengingat agar kami selalu menjaga kesehatan Kal, merawat Kal dengan baik, dan mendidiknya dengan penuh kasih sayang, agar masa-masa mengerikan itu ga kembali terulang. Ammiin. Sehat selalu ya Kak.. :') We love you... :*


peace & love


@cy

Komentar