Menyebar..Mengakar...

Pojokan kami di ruangan baru. Masih sepi.

YA..judul di atas memang tagline koran tempat saya bekerja. Dan kebeneran, di postingan kali ini saya juga mo cerita gimana situasi kantor saya akhir-akhir ini. Apa pentingnya? Penting menurut saya! Gimana enggak.. di tempat ini saya ngabisin sebagian besar waktu melek saya hampir setiap harinya. Karena itu juga, rasa nyaman mutlak ada di tempat ini..tempat di mana saya nyari nafkah, ilmu, dan pengalaman hidup..(caelah) :D

Terus, apa hubungannya tagline tadi sama suasana nyaman saya di tempat ini?

The thing is..rasa nyaman itu terusik baru-baru ini. Kami, staf bahasa yang tadinya ditempatin di satu ruangan tersendiri, di ruangan yang bisa dibilang steril dan sangat nyaman untuk dipake kerja dengan penuh konsentrasi, tiba-tiba harus dikeluarin dari ruangan yang udah kami tempatin sejak awal saya kerja di sini. Alasannya, entahlah. Yang pasti  kami akhirnya dipindahkan ke ruang tengah, ke tempat di mana para wartawan dan redaktur seluruh desk berkumpul dan bikin berita sama-sama. Suka?? Enggak suka?? Ah..saya sendiri bingung jawabnya. Campur aduk rasanya.

Honestly (flashback dikit ya), sejak SMA passion saya memang di bidang ini. Jurnalistik. That's why, saya girang bukan kepalang begitu dinyatain diterima kerja di tempat ini. Yaah..biarpun bukan sebagai wartawan, dan bukan di majalah wanita kayak yang saya cita-citain, seenggaknya saya nyicipin sedikit bagian dari dunia jurnalistik itu sendiri. Ga nutup kemungkinan juga kan, dari peran kecil di sini saya bisa mulai meniti langkah ke peran yang lebih besar lagi? Amin ;)

And somehow, dengan pindah ke ruangan tengah (ruang redaksi-red.), saya jadi makin ngerasa deket sama cita-cita saya. Literally. Soalnya, di ruangan redaksi ini, hawa hidup sebage jurnalisnya bener-bener berasa. Saya ngeliat gimana di satu pojokan sana ada tim ngebahas headline, di pojokan satunya beberapa wartawan & redaktur sibuk ngetik berita sambil dikejar-kejar setan deadline, ada yang riweuh nelponin narasumber, khusyuk melototin monitor yang entah ada apanya, sementara di pojokan lainnya lagi ada juga yang dengan nikmatnya ketawa-tawa, mungkin melepas penat setelah seharian liputan. Dan sekarang..di sini, di pojokan ini, kami para penyunting bahasa menunggu berita kiriman mereka. Amazing rasanya.. (at least buat saya). Karena selama sebelumnya kami ditempatin di ruangan terpisah, ke-hectic-an redaksi itu terbilang luput dari pandangan mata kami, jadi "hype"-nya enggak begitu berasa.

Tapi..ada plus..ada minusnya juga...

Efek samping yang paling berasa pasca perpindahan ruangan ini adalah, saya (dan staf penyunting laen juga kayaknya) jadi aga susah buat konsentrasi sewaktu ngedit berita. Gimana enggak, sejak jaman entah kapan, para wartawan dan redaktur ini udah terbiasa teramat bebas di dalem ruangan redaksi. Bicara antardesk dengan volume setinggi apa, ketawa terbahak selepasnya, udah jadi bagian dari keseharian mereka, yang sekarang (mau nggak mau) jadi bagian kami juga. Tapi..selama itu masih sebatas noise..fine lah! Biarpun jadinya aga susah untuk konsentrasi ngedit, toh si noise itu masih bisa dialihkan dengan nutup telinga pake headset dan setel musik sejadinya (jujur, dengerin musik bikin saya bisa jauh lebih bisa konsentrasi dibanding denger orang ketawa-tawa ato ngobrol, yang kadang malah bikin fokus saya teralihkan sama apa yang diobrolin & diketawain). Nah..yang justru jadi masalah paling gede, paling krusial, dan paling ngeganggu yaitu..asap rokok!!!

Ya..ruangan tengah ini ber-AC. Dan di ruangan yang jelas-jelas ber-AC, yang jelas-jelas bakal ngebahayain penghuni ruangan kalo masih nekat dipake ngerokok juga ini, dengan santainya sebagian dari penghuninya merokok sambil bekerja. Biarpun ruangan baru ini kebilang gede..satu orang ngerokok aja asapnya udah bisa kecium sama yang enggak ngerokok. Sekarang bayangin kalo yang ngerokoknya banyak. Penuhlah seruangan ini sama asap rokok. Mual dan pusinglah kami-kami yang enggak ngerokok dan yang cuma kebagian asep buangannya ini. Entahlah apa iya ada hubungan antara rokok dengan kelancaran otak untuk bekerja. Sampe-sampe para perokok itu bisa-bisanya merokok sambil membuat berita, bahkan ada yang mengetik sambil mengempit sebatang rokok di sela-sela jarinya. Tapi toh, bukti bahwa mereka yang tidak merokok pun masih bisa menyelesaikan berita yang qualified sebelum deadline, udah cukup untuk mementahkan korelasi antara rokok dan kelancaran berpikir tadi.

Aturan tentang ini ada. Dibuat, disusun oleh mereka-mereka yang punya kuasa, bahkan dipajang begitu gagahnya di dalam ruangan. Tapi..pada akhirnya aturan itu juga dilanggar oleh mereka yang hanya mementingkan "kenikmatan" sendiri. Dan kami, yang tidak merokok, yang alergi asap rokok, akhirnya cuma jadi korban polusi.

Di mana itu ketegasan? Di mana itu tindakan buat mereka yang dengan enaknya melanggar aturan? Entahlah..

Sejak pindah ke ruangan ini..bising, hectic, dan segala kekisruhan redaksi memang udah jadi bagian dari kami. Memang ada hal-hal yang menyenangkan, tapi ada juga yang jelas mengganggu konsentrasi kerja dan distribusi udara bersih yang sesungguhnya juga menjadi hak kami. Hari ini hari ke-10 kami di ruangan baru ini..dan rasanya paru-paru ini terkotori setiap hari.

Entahlah sampai kapan saya dan penghuni lain yang berkeberatan bisa bertahan. Yang pasti kami tidak akan tinggal diam. Kami akan bergerak, bertindak demi kesehatan dan kemaslahatan semua, dengan tidak membiarkan asap rokok ini menyebar dan mengakarkan penyakit di dalam diri kita. Nauzubilahiminzalik.


peace & love


@cy

Komentar

Puti mengatakan…
ya emang gitu kantor gede biasanya karyawannya suka seenaknya ngeroko, hadeuh bisa gawat tuh paru-paru, menyebalkan memang
Astri Kurnia mengatakan…
Hiyyaa..menyebalkan sekaliih.. :( Tapi nggak semua kantor gede juga kali ya Put. Waktu aku masih di Tsel dulu..haram banget hukumnya ada asep rokok di dalem ruangan yang ga kalah gedenya. Surganya perokok ya cuma di smoking area..kalopun ada yg nakal merokok di tangga darurat malah suka sampe diusir2 satpam..
Mungkin gimana yang ngaturnya juga. Karena kebeneran "pengaturnya" di sini perokok juga, aga repot jadinya..
Aaaahhh..susah yah hidup sehat... :(
Puti mengatakan…
enggak semua divisi kali ya teh, aku di tsel lantai 9 beberapa orangnya ngeroko di dalam ruangan :(
Astri Kurnia mengatakan…
Oyaa?? Waah..parahh!! Kalo anak lantai 8 ma 12 nekat begitu mah kena SP bisa-bisaaa..